Penampang melintang jalan
PENAMPANG
MELINTANG JALAN
Mata Kuliah : Jalan Raya
Dosen Pengampu: Drs. Edim Sinuraya S.T.,
M.Pd.
NAMA : AGUNG YOHANNES
TAMBUNAN
NIM : 5163311001
MATA KULIAH : Jalan Raya
KELAS : EKSTENSI - D PTB
2016
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami hadiahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami selaku penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang Penampang Melintang Jalan. Makalah ini juga
membahas mengenai beberpa penjelasan yang
memeberikan pemahaman terkait dengan Penampang Melintang Jalan.
Kami
sangat bersyukur atas terselesainya Makalah ini, untuk itu kami ucapkan terima
kasih kepada kedua Orang tua yang terus mendukung dan memberikan doa serta
ridhonya kepada kami, tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih banyak atas kerjasama semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian Makalah
ini. Dan kepada Dosen pengampu mata kuliah kami mohon
maaf atas segala kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Kami sangat
mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun agar menjadi masukan bagi penyusun dalam membuat dan menyajikan tugas
yang lebih baik lagi dimasa mendatang.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kepada Tuhan Yang Maha Esa kami mohon ampun
dan kepada pembaca kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi kami selaku penyusun. Sekali lagi kami ucapkan terima
kasih
Medan,
24 Oktober 2017
Agung Yohannes Tambunan
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2
Tujuan............................................................................................................. 1
1.3
Manfaat.......................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1
Penamampang melintang jalan....................................................................... 2
2.2
Bagian-bagian penampang melintang jalan.................................................... 2
a. lajur lalu lintas............................................................................................. 3
b. jalur lalu lintas............................................................................................. 3
c. bahu jalan.................................................................................................... 4
d. trotoar......................................................................................................... 5
e. sluran samping............................................................................................ 6
f. median......................................................................................................... 6
g. Bagian Yang Berguna Untuk Drainase Jalan............................................. 8
h. pengaman tepi........................................................................................... 11
i. damaja........................................................................................................ 12
j.
damija......................................................................................................... 12
k.dawasja....................................................................................................... 12
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 14
3.1.
Simpulan....................................................................................................... 14
3.2.
Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sebagai seorang teknik sipil dan bangunan kita dituntut untuk dapat
mengerti, memahami dan juga mengerti bagaimana cara mendesain sebuah konstruksi
yang salah satunya adalah jalan raya, dimana jalan ini merupakan sebuah sarana
transportasi yang sangat penting bagi masyarakat. Akan tetapi tidak semua orang
dapat mengetahui bagian-bagian penting dalam perencanaan jalan raya, khususnya
adalah penampang melintang jalan.
Untuk itulah pada kesempatan
kali ini, penulis akan mengajak kita semua untuk bersama-sama memahami seputar
tentang penampang melintang jalan yang dimana hal ini bisa menjadi sarana dalam
mengaktualisasikan diri. Dan adapun beberapa hal yang berkaitan tentang penampang
melintang jalan yang penulis bahas adalah bagain-bagian yang menjadi bagian penampang
melintang jalan tersebut
1.2
Tujuan
a. Membekali
diri dalam aktualisasi melalui Penampang melintang jalan
b. Mampu
mengidentifikasikan bagian-bagian dari penampang melintang jalan
c. Mampu
mengerti dan memahami bagian-bagian penampang melintang jalan
d. Mampu
mendesain salah satu perencanaan jalan
1.3
Manfaat
a. Dapat
mengidentifikasikan bagian-bagian dari penampang melintang jalan
b. Dapat
mengerti dan memahami bagian-bagian penampang melintang jalan
c. Dapat
mendesain salah satu perencanaan jalan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Penampang
Melintang Jalan
Sebelum mengetahui apa yang
dimaksud dengan penampang melintang jalan, tentu akan lebih mudah dicermati
apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan jalan. Adapun
definisi jalan dapat dilihat berdasarkan Undang Undang Jalan Raya No. 38/2004
yaitu:
·
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan pelengkapannya diperuntukkan bagi lalu
lintas yang berada di permukaan tanah, dibawah permukaan tanah, air, diatas
permukaan air kecuali rel kereta api, lori dan jalan kabel.
·
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
·
Jalan khusus adalah jalan khusus instansi, badan usaha, perseorangan,
atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
·
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar tol.
Dapat diketahui bahwa penggunaan
jalan yang sebagai sarana transportasi lalu lintas terbagi atas jalan umum, jalan khusus serta jalan tol.
Dalam penggunaan jalan tersebut tentu terdapat syarat-syarat dalam
perencanaannya yang memiliki beberapa bagian-bagian yang membenuk suatu jalan
dan salah salah bagiannya adalah bagian Penampang melintang jalan. adalah potongan
melintang tegak lurus sumbu jalan, yang memperlihatkan bagian-bagian jalan.
Penampang melintang jalan merupakan porongan
melintang tegak lurus sumbu jalan. Tanpang melintang jalan yang akan digunakan
harus sesuai dengan klasifikasi jalan serta kebutuhan lalu lintas yang
bersangkutan. Demikian pula lebar badan jalan, drainase dan kebebasan pada
jalan raya yang semuanya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Pada
penampang melintang (potongan) ini dapat terlihat bagian-bagian jalan utama.
2.2
Bagian
Bagian Penampang Melintang Jalan
Bagian-bagian jalan utama dari Penampang
Melintang Jalan dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu:
1.
Jalur Lalu Lintas
Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian
perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu
lintas terdiri dari beberapa lajur kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari
beberapa tipe, diantaranya:
a. 1 Jalur – 2 lajur – 2 arah (2/2tb) Ket: tb = tidak terbagi
b. 1 jalur – 2 lajur – 1 arah (2 /1tb) b = berbagi
c. 2 jalur – 4 lajur – 2 arah (4/2b)
d. 2 jalur – n lajur – 2 arah (n/2b)
Lebar jalur sangat ditentukan jumlah dan lebar
jalur peruntukkannya. Lebar jalur minimum adalah 4,5 m yang memungkinkan 2
kendaraan saling berpas-pasan.
2.
Lajur Lalu Lintas
Lajur lalu lintas
yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati
kendaraan dalam satu arah. Lebar lajur bergantung pada kecepatan dan kenderaan
rencana yang dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan. Jumlah
lajur ditetapkan dengan mengacu kepada MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesi)
berdasarkan tingkat kinerja yang direncanakan. Lajur lalu lintas tak mungkin
tepat sama dengan lebar kendaraan maksimum. Untuk keamanan dan kenyamanan
setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antara kendaraan Seperti yang
dijelaskan pada sebelumnya bahwa lebar lajur ditentukan berdasarkan kelas dan
fungsi jalan seperti tercantum pada tabel berikut.
Fungsi
|
Kelas
|
Lebar
Jalur Ideal (m)
|
Arteri
|
I, II, IIIA
|
3.75, 3.50
|
Kolektor
|
IIIA, IIIB
|
3,00
|
Local
|
IIIC
|
3,00
|
3.
Bahu Jalan
Bahu
jalan adalah
daerah yang disediakan di tepi luar jala antara lapis perkerasan dengan
penurunan badan jalan yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas. Bahu jalan
mempunyai kemiringan untuk keperluan pengaliran air dari permukaan jalan dan
juga unuk memperkokoh konstruksi perkerasan. Bahu jalan memiliki sebagai:
a. Ruangan untuk tempat berhenti sementara
kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin
berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk istirahat
b. Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat
darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan
c. Memberikan kelegaan pada pengemudi dengan
demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan
d. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan
jalan dari arah samping
e. Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan
patroli, ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti
terjadinya kecelakaan
f. Ruangan pembantu pada waktu mengadakan
pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat-alat,
dan penimbuan bahan material.)
Berdasarkan tipe
perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :
a. Bahu lunak (soft shoulder) yaitu bahu jalan
yang tidak diperkeras, hanya dibuat dari material perkerasan jalan tanpa
pengikat. Biasanya digunakan material agregat bercampur sedikit lempung.
b. Bahu yang tidak diperkeras ini dipergunakan
untuk daerah-daerah yang tidak begitu penting, dimana kendaraan yang berhenti
dan mempergunakan bahu tidak begitu banyak jumlahnya.
c. Bahu diperkeras (hard shoulder) yaitu bahu yang
dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih
kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras.
Lebar bahu jalan ditentukan oleh beberapa hal
antara lain:
a. Fungsi Jalan. Lebar bahu jalan disesuaikan
dengan dengan klasifikasi kelas jalan yang dibedakan berdasarkan kelas seperti
pada table.
b. Volume lalu lintas. Volume lalu lintas yang
tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih besar disbanding dengan volume lalu
lintas yang lebih rendah
c. Kegiatan sekitar Jalan. Jalan yang melintas di
daerah perkotaan jalan, pasar, dan sekolah membutukan lebar bahu jalan yang
lebiih lebar dibandingkan jalan yang melintas di daerah desa. Karena akan
dipergunakan sebagai tempat parker dan juga pejalan kaki
d. Ada atau tidaknya trotoar
e. Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya
pembebasan tanah, dan biaya untuk konstruksi.
Dengan
demikian lebar bahu jalan berkisar antara 0,5 sampai 2,5 m. Dan adapun untuk
lebar bahu minimum untuk daerah pegunungan adalah:
·
Jalan kelas II C = 100 m
·
Jalan kelas I = 300 m
·
Jalan penghubung tergantung lebar pada keadaan setempat = 100 m
4.
Trotoar
Trotoar
adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus
dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki maka
trotoar ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik
berupa kerb. Perlu tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung dari volume
pedestrian dan volume lalu lintas pemakai jalan tersebut. Lebar trotoar yang
dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki
yang diinginkan, dan fungsi jalan. Lebar trotoar yang umum digunakan berkisar
1,5 – 3,0 m
5.
Saluran Samping
Saluran
samping berguna untuk :
a. Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan
ataupun dari bagian luar jalan
b. Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada
dalam keadaan kering tidak terendam air
Umumnya bentuk
saluran samping trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah perkotaan,
dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat persegi panjang dari
konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar. Sedangkan di daerah
pedalaman dimana pembebasan lahan bukan menjadi masalah, saluran samping
umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat dengan mempergunakan
pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar saluran disesuaikan dengan besarnya
debit yang diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar 30
cm.
Landai
dasar biasanya dibulatkan mengikuti kelandaian dari jalan. Tetapi pada
kelandaian jalan yang cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli,
kelandaian dasar saluran tidak lagi mengikuti kelandaian jalan. Hal ini untuk
mencegah pengkikisan oleh aliran air. Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai
dengan material dasar saluran. Jika terjadi perbedaan yang cukup besar antara
kelandaian saluran dan kelandaian jalan, maka perlu dibuatkan terasering.
6.
Median
Pada arus lalu lintas yng tinggi serig kali di butuhkan median guna
memisahkan arus lalu lintas yang berlaanan arah. Jadi medin adalah jalur yang
terletak di tengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-masinh arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai :
a. Menyediakan daerah
netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraannya
pada saat-saat darurat
b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi
/mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah
c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan
keindahan bagi setiap pengemudi
d. Mengamankan kebebasan samping dari
masing-masing arah arus lalu-lintas.
e. Ruang lapak tunggu penyeberang jalan
f. Penempatan fasilitas jalan
g. Tempat prasarana kerja sementara
h. Penghijauan
Median dapat
dibedakan atas 2 :
a. Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah yang
direndahkan
b. Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian
dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan
Lebar minimum median
terdiri atas jalur tepian selebar 0,25 – 0,50 meter dan bangunan pemisah lajur,
ditetapkan menurut.
(Penampang melintang jalan tanpa median)
(Penampang melintang jalan dengan median)
7.
Bagian Yang Berguna Untuk Drainase Jalan
a. Saluran samping
Saluran samping berguna
untuk :
·
Mengalirkan air dari
permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan
·
Menjaga supaya
konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air
Umumnya bentuk saluran samping trapesium, atau empat
persegi panjang. Untuk daerah perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sudah
sangat terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat persegi panjang dari
konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar. Sedangkan di daerah
pedalaman dimana pembebasan lahan bukan menjadi masalah, saluran samping
umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat dengan mempergunakan
pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar saluran disesuaikan dengan besarnya
debit yang diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar 30
cm.
Landai dasar biasanya dibulatkan mengikuti
kelandaian dari jalan. Tetapi pada kelandaian jalan yang cukup besar, dan
saluran hanya terbuat dari tanah asli, kelandaian dasar saluran tidak lagi
mengikuti kelandaian jalan. Hal ini untuk mencegah pengkikisan oleh aliran air.
Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai dengan material dasar saluran. Jika
terjadi perbedaan yang cukup besar antara kelandaian saluran dan kelandaian
jalan, maka perlu dibuatkan terasering.
·
Kemiringan melintang jalur lalu lintas
·
Kemiringan melintang bahu
·
Kemiringan lereng
b. Talud/kemiringan
lereng
Talud jalan umumnya
dibuat 2H : 1V, tetapi untuk tanah-tanah yang mudah longsor talud jalan harus
dibuat sesuai dengan besarnya landai yang aman, yang diperoleh dari perhitungan
kestabilan lereng. Berdasarkan keadaan tanah pada lokasi jalan tersebut,
mungkin saja dibuat bronjong, tembok penahan tanah, lereng bertingkat (berm)
ataupun hanya ditutupi rumput saja.
b. Kereb
Kareb adalah
penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan, yang terutama
dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan
dari tepi perkerasan, dan memberikan ketegasan tepi perkerasan. Pada umumnya
kereb digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb hanya dipergunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan
kecepatan tinggi atau apabila melintasi perkampungan. Berdasarkan fungsi dari kereb, maka kereb
dapat dibedakan atas:
·
Kereb peninggi (mountable curb)
adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat
di tempat parkir di pinggir jalan/ jalur lalu lintas. Untuk kemudahan didaki
oleh kendaraan maka kereb harus mempunyai bentuk permukaan lengkung yang baik.
Tingginya berkisar antara 10-15 cm
·
Kereb penghalang (barrier curb),
adalah kereb yang direncanakan untuk menghalangi atau mencegah kendaraan
meninggalkan jalur lalu lintas, terutama di median, trotoar, pada jalan-jalan
tanpa pagar pengaman. Tingginya berkisar antara 25-30 cm
·
Kereb penghalang berparit (barrier
guter curb) adalah kereb penghalang yang direncanakan untuk membentuk
sistem drainase perkerasan jalan. Tingginya berkisar antara 20-30 cm.
·
Kereb berparit (gutter curb)
adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan
jalan. Kereb ini dianjurkan pada jalan yang memerlukan sistem drainase
perkerasan lebih baik. Pada jalan lurus diletakkan di tepi luar dari
perkerasan, sedangkan pada tikungan diletakkan pada tepi dalam. Tingginya
berkisar antara 10-20 cm
8.
Pengaman Tepi
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan
ketegasan tepi badan jalan. Jika terjadi kecelakaan, dapat mencegah kendaraan
keluar dari badan jalan. Umumnya dipergunakan di
sepanjang jalan yang menyusur jurang, pada tanah timbunan lebih besar dari 2,5
meter, dan pada jalan-jalan dengan kecepatan tinggi. Pengaman tepi dibedakan
atas :
·
Pengaman tepi dari besi
yang digalvanized (guard rail),
dipergunakan jika bertujuan untuk melawan tumbukan (impact) dari kendaraan dan
mengambalikan kendaraan ke arah dalam sehingga kendaraan tetap bergerak dengan
kecepatan yang makin kecil sepanjang pagar pengaman. Dengan adanya pagar
pengaman diharapkan kendaraan tidak dengan tiba-tiba berhenti atau berguling ke
luar badan jalan.
·
Pengaman tepi dari
beton (parapet), dianjurkan dipergunakan pada jalan dengan kecepatan rencana
80-100 km/jam
·
Pengaman tepi dari
tanah timbunan, dianjurkan digunakan untuk kecepatan rencana < 80 km/jam
·
Pengaman tepi dari batu
kali, tipe ini dikaitkan terutama untuk keindahan (estetika) dan pada jalan
dengan kecepatan rencana < 60 km/jam
·
Pengaman tepi dari
balok kayu
·
Tipe ini dipergunakan
untuk kecepatan rencana < 40 km/jam dan pada daerah parkir.
9.
Damaja (Daerah Manfaat Jalan)
Damaja Daerah manfaat jalan meliputi badan
jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur
lalu lintas, dengan atau tanpa pemisah dan bahu jalan.
10.
Daerah Milik Jalan
Daerah milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar dan
tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu.
Biasanya pada tiap jarak 1 km dipasang patok Damija berwarna kuning.Tinggi 5
meter si atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas
1,5 meter di bawah muka jalan.Sejalur tanah tertentu di
luar Damaja tetapi di dalam Damija dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelebaran Damaja
di kemudian hari
11.
Daerah Pengawasan Jalan
Daerah
pengawasan jalan adalah sejalur tanah tertentu yang terletak di luar Daerah
Milik Jalan, yang penggunaannya diawasi oleh Pembina Jalan, dengan maksud agar
tidak mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan, dalam hal
ini tak cukup luasnya Damija.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Dengan adanya pemahaman yang
telah disampaikan terkait dengan artikel ilmiah, beberapa point yang menjadi
bahan simpulan pada bahasan ini adalah:
1)
Pada penmpang melintang
jalan dapat dilihat bagian-bagian dari jalan dan pelengkapnya.
2)
Jalur lalu lintas
terdiri dari beberapa lajur lalu lintas
3)
Lajur lalu lintas
merupakan tempat untuk satu lintasan kendaraan. Lebar lajur lalu lintas
bervariasi antara 2,75 sampai 3,50 m
4)
Trotoar dengan lebar
1,50 sampai 3,00 m
5)
Median sebagai pemisah
arus lalu lintas berlawanan arah pada jalan-jalan dengan volume lalu lintas
tinggi
6)
Saluran samping sebagai
bagian dari drainase jalan dapat dibuat dari pasangan batu kali, beton, dan
tanah asli
7)
Kereb merupakan bagian
peninggi tepi perkerasan jalan
3.2.
Saran
Akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila pemahaman singkat yang
disampaikan pada pembahasan ini disalurkan dalam bentuk karya tulis artikel
ilmiah secara langsung untuk melatih bagaimana cara menulis skripsi, tesis dan
disertasi. Akan lebih efektif juga apabila setiap hal yang berkaitan dengan
artikel ilmiah digali dengan memperbanyak membaca artikel ilmiah dan juga
mencari refernsi yang akan dijadikan seebagai pedoman atau acuan.
DAFTAR PUSTAKA
Lucky Club - Lucky Club
BalasHapusLucky Club · Casino: · Play Casino: · Casino: · Gambling establishment: · luckyclub Casino type: · Live Casino. Gambling company: · Games: · Live Casino.