Penampang melintang jalan

PENAMPANG MELINTANG JALAN

Mata Kuliah : Jalan Raya
Dosen Pengampu: Drs. Edim Sinuraya S.T., M.Pd.

 

NAMA : AGUNG YOHANNES TAMBUNAN
NIM : 5163311001
MATA KULIAH : Jalan Raya
KELAS : EKSTENSI - D PTB 2016

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami hadiahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami selaku penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang Penampang Melintang Jalan. Makalah ini juga membahas mengenai beberpa penjelasan yang memeberikan pemahaman terkait dengan Penampang Melintang Jalan.
Kami sangat bersyukur atas terselesainya Makalah ini, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada kedua Orang tua yang terus mendukung dan memberikan doa serta ridhonya kepada kami, tak lupa pula kami ucapkan terima kasih banyak atas kerjasama semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Makalah ini. Dan kepada Dosen pengampu mata kuliah kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Kami sangat mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar menjadi masukan bagi penyusun dalam membuat dan menyajikan tugas yang lebih baik lagi dimasa mendatang.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kepada Tuhan Yang Maha Esa kami mohon ampun dan kepada pembaca kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami selaku penyusun. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih

Medan, 24 Oktober 2017



                                                                                  Agung Yohannes Tambunan                           



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1         Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2         Tujuan............................................................................................................. 1
1.3         Manfaat.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1         Penamampang melintang jalan....................................................................... 2
2.2         Bagian-bagian penampang melintang jalan.................................................... 2
a. lajur lalu lintas............................................................................................. 3
b. jalur lalu lintas............................................................................................. 3
c. bahu jalan.................................................................................................... 4
d. trotoar......................................................................................................... 5
e. sluran samping............................................................................................ 6
f. median......................................................................................................... 6
       g. Bagian Yang Berguna Untuk Drainase Jalan............................................. 8
       h. pengaman tepi........................................................................................... 11
       i. damaja........................................................................................................ 12
      j. damija......................................................................................................... 12
      k.dawasja....................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP............................................................................................. 14
3.1.       Simpulan....................................................................................................... 14
3.2.       Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Sebagai seorang teknik sipil dan bangunan kita dituntut untuk dapat mengerti, memahami dan juga mengerti bagaimana cara mendesain sebuah konstruksi yang salah satunya adalah jalan raya, dimana jalan ini merupakan sebuah sarana transportasi yang sangat penting bagi masyarakat. Akan tetapi tidak semua orang dapat mengetahui bagian-bagian penting dalam perencanaan jalan raya, khususnya adalah penampang melintang jalan.
Untuk itulah pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak kita semua untuk bersama-sama memahami seputar tentang penampang melintang jalan yang dimana hal ini bisa menjadi sarana dalam mengaktualisasikan diri. Dan adapun beberapa hal yang berkaitan tentang penampang melintang jalan yang penulis bahas adalah bagain-bagian yang menjadi bagian penampang melintang jalan tersebut

1.2         Tujuan
a.       Membekali diri dalam aktualisasi melalui Penampang melintang jalan
b.      Mampu mengidentifikasikan bagian-bagian dari penampang melintang jalan
c.       Mampu mengerti dan memahami bagian-bagian penampang melintang jalan
d.      Mampu mendesain salah satu perencanaan jalan

1.3         Manfaat
a.       Dapat mengidentifikasikan bagian-bagian dari penampang melintang jalan
b.      Dapat mengerti dan memahami bagian-bagian penampang melintang jalan
c.       Dapat mendesain salah satu perencanaan jalan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Penampang Melintang Jalan
Sebelum mengetahui apa yang dimaksud dengan penampang melintang jalan, tentu akan lebih mudah dicermati apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan jalan. Adapun definisi jalan dapat dilihat berdasarkan Undang Undang Jalan Raya No. 38/2004 yaitu:
·         Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan pelengkapannya diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada di permukaan tanah, dibawah permukaan tanah, air, diatas permukaan air kecuali rel kereta api, lori dan jalan kabel.
·         Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
·         Jalan khusus adalah jalan khusus instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
·         Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar tol.
Dapat diketahui bahwa penggunaan jalan yang sebagai sarana transportasi lalu lintas terbagi atas  jalan umum, jalan khusus serta jalan tol. Dalam penggunaan jalan tersebut tentu terdapat syarat-syarat dalam perencanaannya yang memiliki beberapa bagian-bagian yang membenuk suatu jalan dan salah salah bagiannya adalah bagian Penampang melintang jalan. adalah potongan melintang tegak lurus sumbu jalan, yang memperlihatkan bagian-bagian jalan.
Penampang melintang jalan merupakan porongan melintang tegak lurus sumbu jalan. Tanpang melintang jalan yang akan digunakan harus sesuai dengan klasifikasi jalan serta kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan. Demikian pula lebar badan jalan, drainase dan kebebasan pada jalan raya yang semuanya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Pada penampang melintang (potongan) ini dapat terlihat bagian-bagian jalan utama.
2.2         Bagian Bagian Penampang Melintang Jalan
Bagian-bagian jalan utama dari Penampang Melintang Jalan dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu:
1.      Jalur Lalu Lintas
Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa tipe, diantaranya:
a.       1 Jalur – 2 lajur – 2 arah (2/2tb)               Ket:     tb  = tidak terbagi
b.      1 jalur – 2 lajur – 1 arah (2 /1tb)                           b   = berbagi
c.       2 jalur – 4 lajur – 2 arah (4/2b)    
d.      2 jalur – n lajur – 2 arah (n/2b)
Lebar jalur sangat ditentukan jumlah dan lebar jalur peruntukkannya. Lebar jalur minimum adalah 4,5 m yang memungkinkan 2 kendaraan saling berpas-pasan.
2.      Lajur Lalu Lintas
Lajur lalu lintas yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati kendaraan dalam satu arah. Lebar lajur bergantung pada kecepatan dan kenderaan rencana yang dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan. Jumlah lajur ditetapkan dengan mengacu kepada MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesi) berdasarkan tingkat kinerja yang direncanakan. Lajur lalu lintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan maksimum. Untuk keamanan dan kenyamanan setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antara kendaraan Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya bahwa lebar lajur ditentukan berdasarkan kelas dan fungsi jalan seperti tercantum pada tabel berikut.
Fungsi
Kelas
Lebar Jalur Ideal (m)
Arteri
I, II, IIIA
3.75, 3.50
Kolektor
IIIA, IIIB
3,00
Local
IIIC
3,00

3.      Bahu Jalan
Bahu jalan adalah daerah yang disediakan di tepi luar jala antara lapis perkerasan dengan penurunan badan jalan yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas. Bahu jalan mempunyai kemiringan untuk keperluan pengaliran air dari permukaan jalan dan juga unuk memperkokoh konstruksi perkerasan. Bahu jalan memiliki sebagai:
a.       Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk istirahat
b.      Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan
c.       Memberikan kelegaan pada pengemudi dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan
d.      Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping
e.       Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan
f.       Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbuan bahan material.)
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :
a.       Bahu lunak (soft shoulder) yaitu bahu jalan yang tidak diperkeras, hanya dibuat dari material perkerasan jalan tanpa pengikat. Biasanya digunakan material agregat bercampur sedikit lempung.
b.      Bahu yang tidak diperkeras ini dipergunakan untuk daerah-daerah yang tidak begitu penting, dimana kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu tidak begitu banyak jumlahnya.
c.       Bahu diperkeras (hard shoulder) yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras.

Lebar bahu jalan ditentukan oleh beberapa hal antara lain:
a.       Fungsi Jalan. Lebar bahu jalan disesuaikan dengan dengan klasifikasi kelas jalan yang dibedakan berdasarkan kelas seperti pada table.
b.      Volume lalu lintas. Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih besar disbanding dengan volume lalu lintas yang lebih rendah
c.       Kegiatan sekitar Jalan. Jalan yang melintas di daerah perkotaan jalan, pasar, dan sekolah membutukan lebar bahu jalan yang lebiih lebar dibandingkan jalan yang melintas di daerah desa. Karena akan dipergunakan sebagai tempat parker dan juga pejalan kaki
d.      Ada atau tidaknya trotoar
e.       Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah, dan biaya untuk konstruksi.
Dengan demikian lebar bahu jalan berkisar antara 0,5 sampai 2,5 m. Dan adapun untuk lebar bahu minimum untuk daerah pegunungan adalah:
·         Jalan kelas II C  = 100 m
·         Jalan kelas I       = 300 m
·         Jalan penghubung tergantung lebar pada keadaan setempat = 100 m
4.      Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kerb. Perlu tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung dari volume pedestrian dan volume lalu lintas pemakai jalan tersebut. Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan, dan fungsi jalan. Lebar trotoar yang umum digunakan berkisar 1,5 – 3,0 m
5.      Saluran Samping
Saluran samping berguna untuk :
a.       Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan
b.      Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air
Umumnya bentuk saluran samping trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar. Sedangkan di daerah pedalaman dimana pembebasan lahan bukan menjadi masalah, saluran samping umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat dengan mempergunakan pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar saluran disesuaikan dengan besarnya debit yang diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar 30 cm.
Landai dasar biasanya dibulatkan mengikuti kelandaian dari jalan. Tetapi pada kelandaian jalan yang cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli, kelandaian dasar saluran tidak lagi mengikuti kelandaian jalan. Hal ini untuk mencegah pengkikisan oleh aliran air. Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai dengan material dasar saluran. Jika terjadi perbedaan yang cukup besar antara kelandaian saluran dan kelandaian jalan, maka perlu dibuatkan terasering.
6.      Median
Pada arus lalu lintas yng tinggi serig kali di butuhkan median guna memisahkan arus lalu lintas yang berlaanan arah. Jadi medin adalah jalur yang terletak di tengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-masinh arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai :
a.       Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraannya pada saat-saat darurat
b.      Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi /mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah
c.       Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi
d.      Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu-lintas.
e.       Ruang lapak tunggu penyeberang jalan
f.       Penempatan fasilitas jalan
g.      Tempat prasarana kerja sementara
h.      Penghijauan

Median dapat dibedakan atas 2 :
a.       Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah yang direndahkan
b.      Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan
Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25 – 0,50 meter dan bangunan pemisah lajur, ditetapkan menurut.
(Penampang melintang jalan tanpa median)
(Penampang melintang jalan dengan median)
7.      Bagian Yang Berguna Untuk Drainase Jalan
a.       Saluran samping
Saluran samping berguna untuk :
·         Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan
·         Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air
Umumnya bentuk saluran samping trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di bawah trotoar. Sedangkan di daerah pedalaman dimana pembebasan lahan bukan menjadi masalah, saluran samping umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat dengan mempergunakan pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar saluran disesuaikan dengan besarnya debit yang diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar 30 cm.
Landai dasar biasanya dibulatkan mengikuti kelandaian dari jalan. Tetapi pada kelandaian jalan yang cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli, kelandaian dasar saluran tidak lagi mengikuti kelandaian jalan. Hal ini untuk mencegah pengkikisan oleh aliran air. Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai dengan material dasar saluran. Jika terjadi perbedaan yang cukup besar antara kelandaian saluran dan kelandaian jalan, maka perlu dibuatkan terasering.

·         Kemiringan melintang jalur lalu lintas
·         Kemiringan melintang bahu
·         Kemiringan lereng
b. Talud/kemiringan lereng
Talud jalan umumnya dibuat 2H : 1V, tetapi untuk tanah-tanah yang mudah longsor talud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai yang aman, yang diperoleh dari perhitungan kestabilan lereng. Berdasarkan keadaan tanah pada lokasi jalan tersebut, mungkin saja dibuat bronjong, tembok penahan tanah, lereng bertingkat (berm) ataupun hanya ditutupi rumput saja.
b.      Kereb
Kareb adalah penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan, yang terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan, dan memberikan ketegasan tepi perkerasan. Pada umumnya kereb digunakan pada jalan-jalan di daerah perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb hanya dipergunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi atau apabila melintasi perkampungan. Berdasarkan fungsi dari kereb, maka kereb dapat dibedakan atas:
·         Kereb peninggi (mountable curb) adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat di tempat parkir di pinggir jalan/ jalur lalu lintas. Untuk kemudahan didaki oleh kendaraan maka kereb harus mempunyai bentuk permukaan lengkung yang baik. Tingginya berkisar antara 10-15 cm
·         Kereb penghalang (barrier curb), adalah kereb yang direncanakan untuk menghalangi atau mencegah kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas, terutama di median, trotoar, pada jalan-jalan tanpa pagar pengaman. Tingginya berkisar antara 25-30 cm
·         Kereb penghalang berparit (barrier guter curb) adalah kereb penghalang yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan. Tingginya berkisar antara 20-30 cm.
·         Kereb berparit (gutter curb) adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan. Kereb ini dianjurkan pada jalan yang memerlukan sistem drainase perkerasan lebih baik. Pada jalan lurus diletakkan di tepi luar dari perkerasan, sedangkan pada tikungan diletakkan pada tepi dalam. Tingginya berkisar antara 10-20 cm


8.      Pengaman Tepi
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan. Jika terjadi kecelakaan, dapat mencegah kendaraan keluar dari badan jalan. Umumnya dipergunakan di sepanjang jalan yang menyusur jurang, pada tanah timbunan lebih besar dari 2,5 meter, dan pada jalan-jalan dengan kecepatan tinggi. Pengaman tepi dibedakan atas :
·         Pengaman tepi dari besi yang digalvanized (guard rail), dipergunakan jika bertujuan untuk melawan tumbukan (impact) dari kendaraan dan mengambalikan kendaraan ke arah dalam sehingga kendaraan tetap bergerak dengan kecepatan yang makin kecil sepanjang pagar pengaman. Dengan adanya pagar pengaman diharapkan kendaraan tidak dengan tiba-tiba berhenti atau berguling ke luar badan jalan.
·         Pengaman tepi dari beton (parapet), dianjurkan dipergunakan pada jalan dengan kecepatan rencana 80-100 km/jam
·         Pengaman tepi dari tanah timbunan, dianjurkan digunakan untuk kecepatan rencana < 80 km/jam
·         Pengaman tepi dari batu kali, tipe ini dikaitkan terutama untuk keindahan (estetika) dan pada jalan dengan kecepatan rencana < 60 km/jam
·         Pengaman tepi dari balok kayu
·         Tipe ini dipergunakan untuk kecepatan rencana < 40 km/jam dan pada daerah parkir.
9.      Damaja (Daerah Manfaat Jalan)
Damaja Daerah manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa pemisah dan bahu jalan.
10.  Daerah Milik Jalan
Daerah milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu. Biasanya pada tiap jarak 1 km dipasang patok Damija berwarna kuning.Tinggi 5 meter si atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka jalan.Sejalur tanah tertentu di luar Damaja tetapi di dalam Damija dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelebaran Damaja di kemudian hari
11.  Daerah Pengawasan Jalan
Daerah pengawasan jalan adalah sejalur tanah tertentu yang terletak di luar Daerah Milik Jalan, yang penggunaannya diawasi oleh Pembina Jalan, dengan maksud agar tidak mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan, dalam hal ini tak cukup luasnya Damija.


BAB III
PENUTUP

3.1.       Simpulan
Dengan adanya pemahaman yang telah disampaikan terkait dengan artikel ilmiah, beberapa point yang menjadi bahan simpulan pada bahasan ini adalah:
1)             Pada penmpang melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian dari jalan dan pelengkapnya.
2)             Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur lalu lintas
3)             Lajur lalu lintas merupakan tempat untuk satu lintasan kendaraan. Lebar lajur lalu lintas bervariasi antara 2,75 sampai 3,50 m
4)             Trotoar dengan lebar 1,50 sampai 3,00 m
5)             Median sebagai pemisah arus lalu lintas berlawanan arah pada jalan-jalan dengan volume lalu lintas tinggi
6)             Saluran samping sebagai bagian dari drainase jalan dapat dibuat dari pasangan batu kali, beton, dan tanah asli
7)             Kereb merupakan bagian peninggi tepi perkerasan jalan

3.2.       Saran
Akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila pemahaman singkat yang disampaikan pada pembahasan ini disalurkan dalam bentuk karya tulis artikel ilmiah secara langsung untuk melatih bagaimana cara menulis skripsi, tesis dan disertasi. Akan lebih efektif juga apabila setiap hal yang berkaitan dengan artikel ilmiah digali dengan memperbanyak membaca artikel ilmiah dan juga mencari refernsi yang akan dijadikan seebagai pedoman atau acuan.
DAFTAR PUSTAKA


Sukirnan, sulvia.dasar-dasar perencanaan geometri jalan.n

About the author

Admin
Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

1 komentar:

  1. Lucky Club - Lucky Club
    Lucky Club · Casino: · Play Casino: · Casino: · Gambling establishment: · luckyclub Casino type: · Live Casino. Gambling company: · Games: · Live Casino.

    BalasHapus

Copyright © 2013 Blog teknik bangunan and Blogger Themes.